Bulutangkismania's Weblog

Juni 16, 2013

Indonesia Open SS Premier 2013 : China Panen Tiga Gelar

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 11:58 pm

DIO-2013_01Meskipun pada akhirnya anak asuhan Li Yongbo berhasil membukukan prestasi yang sama seperti pada turnamen All England SS Premier 2013 yang lalu dengan 3 mahkota gelar, perjuangan mereka kali ini tidak lantas melalui jalan yang mudah. Li Xuerui (1) dan Zhang Nan/Zhao Yunlei (3) harus berpeluh ketat 3 gim untuk menundukkan lawan masing-masing sebelum kemudian sukses menambah koleksi juara sektor ganda putri.

 

Di sektor tunggal putri, Li Xuerui (1) berhasil membuktikan diri sebagai yang terbaik usai menjalani pertarungan melelahkan selama lebih dari satu jam menghadapi wakil Jerman, Julinae Schenk (4). Gim pertama berlangsung ketat jeda interval saat Schenk memimpin 11-10. Reli-reli panjang dan bola-bola sulit Schenk yang senantiasa mampu dikembalikan oleh Xuerui serta kesalahan beruntun yang dilakukan peringkat satu Eropa tersebut membuat tunggal China tersebut unggul jauh 15-11. Meskipun Schenk sempat memperkecil selisih angka dengan 3 poin berturut-turut, Xuerui kembali meluncur dengan 5 angka untuk kemudian menamatkan set pertama, 21-16.

 

Xuerui-Schenk 0Gim kedua kembali berlangsung seru hingga kedudukan 8-8. Schenk sempat memimpin 13-9 namun pemain kelahiran 26 November 1982 ini kembali tersamakan di angka 16 dan 18 saat banyak melakukan kesalahan sendiri. Namun kesalahan beruntun Xuerui dengan bola tanggung dan permainan netting yang tak terlampaui membuat Schenk akhirnya sukses memaksakan rubber game 21-18.

 

Schenk yang mendapat dukungan penuh dari penonton yang hadir di Istora mulai terkuras staminanya di set ketiga. Beberapa kali kesalahan sendiri dilakukan oleh Schenk sedangkan Xuerui tetap terlihat matang dengan tidak terburu-buru dan minim unforced error. Pertandingan pun berlangsung timpang dan Xuerui terus memimpin hingga 11-5 dan 14-7. Meskipun Schenk sempat mendekat 15-16 dengan kembali meningkatkan agresivitas serangan dan tampil fokus, penempatan bola-bola sulit Xuerui kembali membuat pemain berusia 22 tahun tersebut unggul 20-16 serta menutup gim ketiga 21-17.

 

“Hari ini saya main bagus. Lawan pun bermain bagus. Kemenangan ini memang jadi tujuan saya, setelah performa saya agak menurun enam bulan terakhir, jadi saya sangat berusaha untuk bisa menang,” tutur Xuerui.

 

Pemain nomor satu dunia tersebut pun mengakui bahwa saat ini dominasi pemain putri China sudah tidak sekuta dulu. Masing-masing negara seperti Taipei, Thailand, Jepang dan Indonesia saat ini sudah mampu berkembang dan bersaing dengan para tunggal China.

 

Xuerui-Schenk 1Sementara itu untuk Juliane Schenk, pertandingan tadi adalah permainan terbaiknya. Dia telah berusaha memberikan apapun yang ia bisa hari ini. “Permainan Xuerui sangat fantastis, saya tidak tahu harus berkata apalagi” ujar Schenk usai pertandingan.

 

“Saya telah kerahkan seluruh kemampuan yang saya miliki namun tetap tak mudah mengalahkan juara Olimpade. Minggu ini sangat melelahkan untuk saya dan atas hasil ini dan pengalaman yang telah diberikan selama seminggu ini, saya sangat berterima kasih,” lanjut Schenk.

 

Xuerui-Schenk 2Namun Schenk tetap menilai sisi positif dari kekalahannya. Dirinya akan terus berlatih keras untuk menembus dominasi China. “Saya tak berpikir untuk gantung raket. Bulu tangkis merupakan hasrat terbesar saya. Saya akan terus bermain selama finansial mencukupi,” urai Schenk kemudian.

 

 

Zhang-ZhaoKedigjayaan China ternyata tak hanya berakhir di sektor tunggal putri. Duet kampiun Kejuaraan Dunia 2011, Zhang Nan/Zhao Yunlei (3) melengkapi koleksi gelar China di nomor campuran usai bertanding tiga gim menghadapi peraih medali perunggu Olimpiade London 2012, Joachim Fischer/Christinna Pedersen (4). Perseteruan antara kedua pasangan ini berlangsung ketat pada paruh akhir gim pertama. Pasangan Denmark yang senantiasa tertinggal dalam perolehan poin mampu bangkit dan menyamakan kedudukan di angka 17 dengan sergapan di depan net dan penempatan bola tak terduga. Beberapa kesalahan sendiri duo Z karena terburu-buru saat mengembalikan bola juga membuat kedudukan menjadi berimbang.

 

JoaChris (1)Joachim/Christinna bahkan sempat meraih match point 20-18 terlebih dahulu namun pertahanan memukau Zhang/Zhao saat beradu drive maupun saat menerima smash-smash Joachim membuat mereka mampu menyamakan kedudukan dan balik memimpin 21-20. Meskipun dua kali peluang menutup gim ini berhasil digagalkan tandem Denmark, Zhang/Zhao yang memanfaatkan titik lemah pasangan Denmark pada Christinna Pedersen memastikan diri merebut set pertama, 24-22.

 

Zhang-Zhao (2)Set kedua berlangsung lebih ketat meskipun Zhang/Zhao lebih banyak dalam memimpin perolehan poin. Duo Z masih cukup sulit untuk meminimkan kesalahan sendiri sebaliknya Denmark beberapa kali gagal dalam mengantisipasi permainan cepat yang diperagakan pasangan China. Penempatan bola di sudut lapangan dan pojok di depan net akhirnya menjadi kunci kemenangan untuk meraih poin. Keberanian dalam menyerobot bola di depan net serta beberapa kali pengembalian tak sempurna Yunlei membuat Denmark berhasil memaksakan rubber game, 22-20.

 

JoaChris (2)Paruh awal gim ketiga berlangsung dengan skenario yang sama seperti pasa set pertama dengan dominasi dari pasangan China. Namun lepas dari kedudukan 10-13, pasangan Denmark seolah-olah menjalani permainan antiklimaks-nya dengan banyak melakukan kesalahan sendiri. Pola permainan Zhang/Zhao pun berubah seperti pada permainan campuran yang biasanya dengan drive-drive cepat dan bloking di depan net. Zhao Yunlei yang mahir di depan net dan Zhang Nan yang agresif dengan smash-smash-nya membuat Denmark tak berkutik sehingga akhirnya menyerah 12-21.

 

Zhang-Zhao (3)“Kami harus berhenti berkali-kali untuk minum saat bertanding. Cuaca di Indonesia sangat berbeda dengan Denmark.  Kami tidak ingin membuat alasan, tapi kami akui Indonesia sangat panas,” ungkap Joachim Fischer usai pertandingan.

 

“Memang pasangan China masih yang terbaik. Kami telah berusaha semampu kami. Mungkin belum saatnya kami menang,” lanjutnya kemudian.

 

Bao/Cheng Juara, Strategi atau Prestasi?

 

BADMINTON-INASukses mendulang gelar di sektor tunggal putri dan campuran melengkapi raihan gelar para pemain China di ganda putri. Menyajikan pertarungan antara sesama pasangan China, kejutan mampu diciptakan Bao Yixin/Cheng Shu (8) atas Wang Xiaoli/Yu Yang (1). Dalam laga tiga gim berdurasi 63 menit tersebut, Bao/Cheng berhasil menggagalkan hattrcik gelar Wang/Yu di turnamen ini.

 

Wang-YuApabila melihat permainan dan kesolidan Wang/Yu di gim pertama, sepertinya tidak ada keraguan bahwa juara Indonesia Open edisi 2011 dan 2012 tersebut akan mengoleksi gelar hattrick-nya kali ini. Wang/Yu yang mendominasi jalannya permainan dengan ritme serangan yang konsisten dan pertahanan yang sulit ditembus membawa mereka pada kemenangan 21-15.

 

Namun di set kedua keadaan justru berbalik. Kendali permainan dipegang oleh Bao/Cheng dan Wang/Yu kerap kali melakukan kesalahan sendiri yang menguntungkan lawan. Permainan Bao/Cheng yang terus berkembang serta penampilan defensif Wang/Yu membuat mereka takluk 18-21.

 

Bao-Cheng (1)Pada game penetuan, performa mereka tak jauh berbeda. Lawan dengan mudah mencetak poin demi poin. Meskipun sempat mencoba bangkit di poin-poin kritis, pasangan yang dianggap momok menakutkan bagi lawan-lawannya ini malah mati sendiri dengan kesalahan yang seringkali mereka lakukan. Keduanyapun kembali menyerah 18-21 dan harus menyerahkan gelar turnamen ini kepada Bao/Cheng.

 

Meskipun Bao/Cheng bukan pasangan baru dan sempat di duetkan pada beberapa turnamen di tahun 2011, kemenangan ini terbilang cukup mengejutkan. Isyarat kekalahan ini seolah-olah diberikan Yu Yang sehari sebelum pertandingan ini dimulai. “Tidak masalah jika nanti di final kami kalah dengan pasangan China lainnya. Yang terpenting, China sudah menjadi juara,” ucap Yu Yang.

 

BADMINTON-INANamun Yu Yang sendiri nampaknya tidak terlalu ambil pusing dengan keadaan ini. “Tadi kami lelah, jadi stamina menurun. Kekalahan ini wajar karena namanya pertandingan, pasti ada yang menang dan ada yang kalah,” ujar Yu Yang dengan nada datar.

 

Bao-Cheng (3)

 

 

Sementara itu Bao/Cheng mengaku tidak mengalami kesulitan meskipun mereka tak memiliki persiapan khusus menghadapi Wang/Yu. “Kami tidak memiliki strategi khusus. Meskipun lawan unggulan, berjuang saja dulu. Kemenangan ini juga bukan berarti kami lebih kuat dari mereka,” papar Bao Yixin (FEY)

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.