Bulutangkismania's Weblog

November 22, 2013

Hong Kong Open SS 2013 : Berry/Ricky, Konsistensi Yang Tertunda

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 10:54 am

Hong Kong 2013Mampu membuat kejutan di babak sebelumnya, Berry/Ricky justru takluk dua gim atas pasangan yang secara peringkat maupun kemampuan teknis lebih rendah dibandingkan dengan duet yang mereka kalahkan. Konsistensi dan faktor mental khususnya di poin-poin kritis berharap dapat lebih dimatangkan oleh ganda muda sang garuda ini pada turnamen-turnamen selanjutnya. Kekalahan ini menyisakan harapan Indonesia pada dua ganda lainnya.

 

Indonesia lebih dulu meloloskan pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (1) ke babak delapan besar usai menghentikan perlawanan ganda muda China, Kang Jun/Liu Cheng. Jika di laga sebelumnya Ahsan/Hendra harus berjibaku tiga gim, kali ini pasangan merah putih sukses memetik kemenangan dua gim langsung.

 

Dengan posisi lapangan yang menang angin, Kang/Liu langsung tampil agresif dan menekan pertahanan Ahsan/Hendra. Serangan demi serangan yang dihujamkan ganda China beberapa kali menyulitkan wakil Indonesia terlebih Ahsan/Hendra lebih sering mengangkat bola dan menciptakan peluang Kang/Liu untuk terus melakukan smash keras. Paska kedudukan 14-14, pertandingan mulai berlangsung alot dan ketat. Kedua pasangan saling bergantian memimpin poin demi poin hingga titik 19-19. Kang/Liu lebih dulu meraih match point namun dengan kematangan permainannya, Ahsan/Hendra berusaha untuk tidak terpengaruh dan tetap bermain tenang sehingga mampu merebut 3 angka berturut-turut untuk membalikkan keadaan 22-20.

 

Setelah membalikkan keadaan 14-10 dengan 7 poin beruntun, momentum menjadi milik Ahsan/Hendra dan dominasi berbalik arah untuk Indonesia. Tak memberikan banyak peluang bagi Kang/Liu, duo mrah putih sukses mengunci keduanya, 21-13.

 

“Inilah ciri-ciri pemain muda, Kang/Liu mudah dapat poin, mudah juga buang poin. Ahsan/Hendra yang lebih senior dan berpengalaman, bisa menguasai keadaan. Dengan main lebih tenang, penempatan bola Ahsan/Hendra juga bagus, begitu pun kualitas serangan,” ungkap sang pelatih, Herry Iman Pierngadi kepada PBSI.

 

“Pada gim pertama, Kang/Liu yang memang punya smash keras, dapat lapangan yang menang angin, jadi mereka lebih enak buat menyerang. Pada saat ini, Ahsan/Hendra seharusnya bermain no lob, tapi mereka masih belum in. Di game kedua bisa dilihat sendiri bagaimana mereka kewalahan menghadapi serangan Ahsan/Hendra yang balik menang angin,” lanjut Herry.

 

Hendra sendiri mengakui kondisi lapangan yang berangin juga membuat beberapa pengembaliannya tak mampu melewati net.

 

“Kali ini kami lebih siap, karena sudah pernah bertemu. Jadi sudah tahu permainan mereka seperti apa. Kondisi angin di lapangan juga membuat beberapa pengembalian saya menyangkut di net, karena dorongannya kurang kencang,” tutur Hendra.

 

Langkah Ahsan/Hendra juga diikuti wakil lainnya, Markis Kido/Markus Fernaldi Gideon yang harus berjibaku tiga gim sebelum akhirnya sukses menundukkan pasangan muda Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Markis/Markus yang sempat kehilangan gim pertama karena beberapa pengembalian tak sempurna Markis yang terlalu lemah maupun tanggung di depan net membuat tandem Jepang kian percaya diri dan sukses mengunci duo M, 21-15.

 

Berhasil mendapatkan ritme terbaik permainan mereka, kolaborasi sempurna Markis/Markus yang terus menekan di depan net dengan smash-smash ataupun bola-bola turun yang menyulitkan, Indonesia tak hanya unggul dengan permainan drive-drive cepat tapi juga mampu menunjukkan pertahanan yang solid. Markis/Markus pun tanpa kesulitan menguasai keadaan untuk memetik kemenangan dua set berikutnya 21-12, 21-8.

 

Persis seperti yang diungkap oleh Herry IP, kejadian serupa justru menimpa pasangan muda Indonesia, Berry Angriawan/Ricky Karanda Suwandi yang di laga sebelumnya mampu menumbangkan unggulan ke-2 asal Jepang, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa. Namun sebagai pasangan muda yang minim pengalaman, Berry/Ricky justru tak mampu tampil konsisten dan bermental baja khususnya di poin-poin krusial saat berhadapan dengan wakil Eropa, Chris Adcok/Andrew Ellis.

 

Berry/Ricky sempat memperkecil selisih angka di gim pertama 16-17 serta bermain ketat dari kedudukan 10-10 hingga tiga kali meraih match point di set kedua. Sayangnya di titik-titik kritis, keduanya tak mampu bermain memaksa dan akhirnya harus menyerah 16-21, 22-24.

 

Sementara itu pasangan gado-gado Indonesia-Jepang Alvent Yulianto/Shintaro Ikeda sempat memberikan perlawanan kepada unggulan ke-7, Chai Biao/Hong Wei di gim kedua, 21-14 setelah tertinggal di set pertama, 18-21. Namun di gim  ketiga, Alvent/Shintaro kembali terdominasi dan harus merelakan tiket delapan besar mereka, 17-21.

 

Chai/Hong merupakan wakil terakhir China di nomor ini setelah kekalahan dialami dua unggulan lainnya, Fu Haifeng/Cai Yun (6) dan Liu Xiaolong/Qiu Zihan (3). Fu/Cai di pupuskan oleh Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov, 16-21, 21-18, 20-22 sedangkan Liu/Qiu dihempaskan kampiun China Open SS Premier 2013, 21-17, 9-21, 6-21 (FI).

Tinggalkan sebuah Komentar »

Belum ada komentar.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Tinggalkan komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.