Permainan memukau kembali diperagakan oleh duo harapan merah putih, Tontowi/Liliyana (ToLyn) saat menjamu wakil Korea Selatan, Lee Yong Dae/Ha Jung Eun pada babak penyisihan grup C. Sementara itu di sektor putra, duet muda Thailand Maneepong/Bodin kembali membukukan kejutan dengan menghempas unggulan teretas grup B, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong.
Pada pertandingan keduanya di grup C yang secara langsung disiarkan oleh televisi nasional (TVRI dan RCTI-red), andalan Indonesia ToLyn kembali mampu tampil tenang dan dominan dalam perolehan poin. Meskipun sempat nyaris terkejar saat poin kritis gim pertama 20-16, kepercayaan diri ToLyn membuat mereka mampu menamatkan set pertama lebih dulu, 21-19.
“Walaupun mereka berusaha mengejar, kami sudah yakin dan percaya diri di lapangan. Kemarin tampil bagus, inilah yang menjadi modal untuk pertandingan hari ini dan selanjutnya”, ujar Liliyana seperti yang dilansir oleh halaman resmi PB PBSI.
Beberapa kesalahan beruntun yang dilakukan oleh Ha Jung Eun membuat posisi Korea kembali tertekan. Sempat mencoba untuk mengambangkan serangan, dominasi yang solid dari ganda Indonesia justru membuat keadaan berbalik dan menjadikan keuntungan bagi merah putih. ToLyn yang membuka keunggulan 8-4, terus mengontrol jalannya pertandingan hingga jeda interval 11-6.
Serangan beruntun yang dilakukan oleh ToLyn tidak hanya di area depan net namun juga smash-smash keras Tontowi di area baseline membuat Indonesia terus meluncur 14-9 dan 18-10. Ganda Korea yang tertinggal jauh membuat posisi ToLyn berada di atas angin. Bola tanggung yang diselesaikan dengan sambaran Liliyana di depan net membawa kemenangan untuk ToLyn, 21-12.
“Penampilan kami cukup bagus, mudah-mudahan bisa menjadi juara grup,” ungkap Liliyana usai pertandingan.
Meskipun sudah mengantongi dua kemenangan setelah sebelumnya unggul atas duet India, Diju/Jwala, posisi ToLyn belum sepenuhnya aman karena pada pertandingan ketiga menghadapi pasangan Denmark, Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl, bisa saja terjadi kejutan yang tidak diharapkan. Selain itu, pertandingan antara Lee/Ha dan Thomas/Kamilla juga baru akan dilangsungkan pada hari senin (30/7/12) nanti. Jika kejutan terjadi, maka perhitungan poin agregat lah yang nantinya akan menentukan. Untuk bisa mengamankan posisinya di delapan besar sekaligus menutup peluang bentrok dini dengan sang unggulan, juara grup menjadi harga mati bagi ToLyn.
“Intinya dua kali penampilan ini kami bagus, mudah-mudahan nanti bertemu Denmark untuk penentuan juara grup kami bisa bermain bagus lagi, jadi mempermudah kami ke langkah berikutnya. Kami akan mencoba menikmati permainan, bermain all out dan memberikan yang terbaik,” lanjut Liliyana.
Sementara itu pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky mengakui adanya perbedaan strategi saat melawan Korea dan Denmark. “Saat melawan Denmark nanti, diperlukan pola permainan yang berbeda dari hari ini. Kalau melawan pasangan Korea, Tontowi/Liliyana lebih banyak mengandalkan power di serangan karena lawan unggul di pertahanan. Tetapi lawan Denmark, kami akan lebih banyak adu strategi dan taktik” ungkap Richard.
Dua kejutan besar juga kembali terjadi di sektor campuran. Peraih mahkota Indonesia Open SS Premier 2012, Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam sukses menunjukkan keperkasaan merek dengan melibas wakil Taiwan peringkat 5 dunia, Chen Hung Ling/Cheng Wen Hsing, 21-15, 21-16. Kemenangan ini membuat Thailand menempel ketat posisi teratas grup D, Xu Chen/Ma Jin yang sama-sama mengontongi satu kemenangan tanpa kalah.
Harapan publik tuan rumah nyaris pupus saat duo Chris Adcock/Imogen Bankier yang tahun lalu berjaya sebagai runner up Kejuaraan Dunia 2011 di tempat yang sama, kali ini justru terseok setelah mengalami kekakalahan kedua mereka di pertandingan grup A melawan wakil Jerman, Michael Fuchs/Birgit Michels.
Dalam laga yang berdurasi hampir 1 jam tersebut, pasangan Inggris berperingkat 10 dunia yang didukung penuh oleh publik tuan rumah sempat memberikan harapan untuk negaranya ketika berhasil mengantongi kemenangan mudah 21-11 di gim pertama. Namun di dua gim berikutnya seperti skenario yang sama saat menghadapi Rusia, duo Inggris gagal mengimbangi kekompakan pasangan Jerman yang berhasil emngantongi kemenangan, 21-14, 21-17. Permainan Birgit yang berhasil membloking bola dengan baik di area depan menjadi kunci kemenangan wakil Jerman tersebut.
“Mereka terlihat nerveous. Semakin lama larut dalam pertandingan, kami bisa beradaptasi dengan baik bahkan saat poin kami tertinggal, kami mampu tenang dan menikmati permainan. Pertandingan selanjutnya menghadapi Rusia akan sangat menentukan nasib kami walaupun kami tetap berharap bisa maksimal saat melawan Zhang/Zhao sebagai unggulan teratas,” ungkap Micchael usai pertandingan.
Kesedihan dan kekecewaan sangat jelas tersirat di wajah tim Inggris. Bahkan saat awal bertemu dengan media, Imogen sempat meneteskan air mata.
“Saya tidak tahu lagi kata-kata apa yang tepat menggambarkan perasaan saya sekarang. Saya sangat kecewa dan kekalahan dari dua pertandingan yang kami targetkan untuk menang, sungguh hal yang sulit untuk diterima”, ujar pemain kelahiran Glasgow 24 tahun yang lalu tersebut.
Sementara itu meskipun kecewa, Chris tetap akan bertanding maksimal saat menghadapi Zhang/Zhao di laga terakhir mereka.
“Tentu saja saya berduka tapi kami masih punya satu pertandingan tersisa. Dan melebihi dari apapun, saya ingin mempersembahkan kemenangan bagi publik Inggris di sini karena mereka layak untuk itu. Mereka benar-benar luar biasa,” papar Chris yang merasakan dukungan besar dari para suporter Wembley Arena.
Maneepong/Bodin, Pilar Muda Kedua
Sukses mengantongi kemenangan perdana dari duet Indonesia, Ahsan/Bona (AhNa-red), pasangan Thailand, Maneepong Jongjit/Bodin Issara melejitkan nama mereka sebagai kuda hitam yang wajib diantisipasi oleh para pemain papan atas dunia.
Tidak hanya karena usia mereka yang relatif muda, duo Thailand, Maneepong/Bodin yang saat ini berperingkat 19 dunia, berhasil membuat kejutan kedua mereka di Olimpiade London 2012 dengan menumbangkan unggulan teratas grup B asal Korea Selatan, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong, 21-15, 21-14. Kemenangan ‘straight game’ kedua mereka kali ini melengkapi hasil gemilang sebelumnya setelah sukses menekuk andalan Indonesia, AhNa, 21-11, 21-16.
Hasil ini paraktis membuat kampiun India Open SS 2012 tersebut di peringkat teratas grup B dan berpeluang menjadi juara grup jika mampu mengalahkan wakil Polandia, Adam Cwalina/Michal Logosz. Sementara itu AhNa akan ditentukan nasibnya saat bertemu dengan wakil Korea, Ko Sung Hyun/Yoo Yeon Seong pada hari senin (30/7/2012) nanti laga terakhir saat menjamu wakil Polandia, Adam/Michal sehari setelahnya.
Kemenangan ini mensejajarkan Maneepong/Bodin pada pasangan tangguh dunia lainnya dalam hal ‘speed’ dan ‘power’ meskipun masih kalah dalam hal pengalaman, duo yang mengawali karir gemilangnya dengan menjuarai Bitburger Open 2011 tersebut menyempurnakan pilar muda negeri gajah putih tersebut yang sebelumnya hanya dimotori oleh Ratchanok Inthanon.
Di sektor putri, ganda Singapura Yao Lei/Shinta Mulia Sari nyaris membuat kejutan dengan melibas wakil Jepang, Mizuki Fujii/Reika Kakiiwa setelah melewati pertarungan ketat 3 gim. Unggul lebih dulu 21-16 di gim pertama, Yao/Shinta harus menyerah 10-21 pada gim kedua. Namun motivasi dan semangat juang yang tidak pudar ditunjukkan oleh ganda peringkat 13 dunia ini saat tertinggal 16-20. Satu demi satu poin berhasil mereka kumpulkan hingga kedudukan 19-20. Sayangnya di momen kritis ini, keduanya justru kurang tenang yang membuat ganda Jepang akhirnya mengantongi kemenangan 21-19.
Kekalahan kedua yang dialami oleh Yao/Shinta setelah sebelumnya dutundukkan duo senior Taiwan, Cheng Wen Hsing/Chien Yu Chin membuat keduanya hanya mampu berharap pasangan India, Jwala/Ashwini dapat membuat kejutan dengan mengalahkan wakil Taiwan dan di laga terakhir nanti, ganda India ini mampu mereka taklukkan. Dengan agregat poin yang sama, maka peluang bagi Singapura untuk lolos ke delapan besar akan kembali terbuka (FI).