Bulutangkismania's Weblog

Desember 16, 2013

BWF World Superseries Finals 2013 : Jinakkan China, Christinna/Kamilla Juara

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 4:39 pm

2013 SS Finals 2Christinna Pedersen kembali berhasil mempertahankan konsistensi permainan cemerlangnya di babak final dengan menundukkan andalan China lainnya, Ma Jin/Tang Jinhua. Ma/Tang yang di empat besar mendapatkan keuntungan dari mundurnya senior mereka, Wang/Yu hanya mampu mengimbangi agresivitas Christinna/Kamilla hingga paruh awal gim kedua dan tak mampu berkutik di gim kedua.

 

Sepanjang tahun 2013, duet nomor satu Eropa Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl beberapa kali gagal di laga pamungkas dan harus puas dengan gelar runner up di ajang Superseries. Setelah di India mereka dihempaskan Miyuki Maeda/Satoko Suetsuna, giliran Ma Jin/Tang Jinhua yang saat itu menempati unggulan teratas menggagalkan misi Christinna/Kamilla untuk merebut juara Japan Open SS 2013.

IMG_00000444

IMG_00000448

IMG_00000445

IMG_00000446

IMG_00000447

Puncaknya adalah saat bertanding dihadapan para pendukungnya, Denmark Open SS Premier 2013. Duet China Bao Yixin/Tang Jinhua mempermalukan Christinna/Kamilla dua gim langsung, 16-21, 13-21 dalam durasi pertandingan 40 menit.

IMG_00000449

IMG_00000450

IMG_00000451

IMG_00000452

IMG_00000453

Namun penampilan wakil Denmark tersebut terlihat sediikit berbeda di turnamen ini. Dengan strategi yang lebih fresh, Christinna/Kamilla tidak hanya mempertahankan senjata pamungkas smash-smash keras tapi lebih solid di area depan dengan pola ‘no lob’ serta mampu meningkatkan variasi serangan dengan dan penempatan bola.

IMG_00000454

IMG_00000457

IMG_00000617

IMG_00000616

Setelah di laga penyisihan grup, Christinna/Kamilla membuat sejarah dalam perjalanan kariri mereka dengan menundukkan kolaborasi terkuat China peringkat satu dunia yang mencatat rekor kemenangan sempurna di empat pertemuan sebelumnya, Wang Xiaoli/Yu Yang, pertandingan kali ini yang menjajal andalan China lainnya, Ma Jin/Tang Jinhua berlangsung ketat di gim pertama. Ma Jin yang juga dikandaskan oleh Christinna di sektor campuran dengan skor telak terlihat dominan dengan bloking dan pertahanannya. Tampil saling menekan dan silih serang, kedua pasangan terlibat duel seru dan saling memimpin hingga kedudukan 10-10.

IMG_00000618

IMG_00000621

IMG_00000619

IMG_00000620

IMG_00000622

Tiga poin beruntun yang dikoleksi tandem Denmark sempat membuka momentum mereka namun Ma/Tang yang tetap agresif di permainan depan berhasil memanfaatkan beberapa kesalahan Christinna/Kamilla sehingga kembali melevelkan kedudukan di angka 16 dan 17.

IMG_00000623

 

IMG_00000624

IMG_00000625

Dua angka beruturt-turut yang diraih Christinna/Kamilla kembali mengantarkan mereka pada titik krusial 19-17. Pertandingan berlangsung kian sengit saat Ma/Tang kembali mendekati perolehan angka pasangan Denmark dengan menambah 1 poin namun pengembalian Tang Jinhua yang terlalu melebar justru mengantarkan duo Denmark pada match point, 20-18.

IMG_00000626

IMG_00000629

Bola tanggung Christinna yang dieksekusi dengan sempurna oleh Tang Jinhua membuat perseteruan mental antara kedua pasangan kembali mendebarkan namun pengembalian Ma Jin yang terlalu melebar di sisi kanan lapangan Christinna/Kamilla memastikan gim pertama menjadi milik pasangan Denmark, 21-19.

IMG_00000630

IMG_00000627

IMG_00000628

Pertahanan solid yang dipadu dengan serangan smash-smash keras serta penempatan di sudut-sudut area pertahanan lawan yang tak terjaga kembali membuat Christinna/Kamilla tampil dominan di gim kedua. Mencoba untuk balik menekan, Ma/Tang justru tak mampu keluar dari dominasi duo Denmark karena terlalu sering melakukan unforced error dan antisipasi yang salah dan terlalu mengambang di atas net.

IMG_00000455

IMG_00000456

Memimpin 5-1 hingga 11-4 saat jeda interval permainan memukau Christinna/Kamilla di bagian depan pertahannya berkali-kali gagal diantisipasi oleh Ma/Tang. Tak hanya sigap memanfaatkan setiap momentum bola-bola pengembalian pasangan China, Christinna/Kamilla juga jeli dalam mengamati peluang area tak terjaga di sudut-sudut lapangan.

IMG_00000458

IMG_00000459

IMG_00000460

Meskipun Ma/Tang sempat memperkecil selisih angka menjadi 12-15, enam angka berturut-turut yang di bukukan tandem Denmark dari keperkasaan mereka di depan net diantaranya dua angka diperolehan dengan smash beruntun Kamilla, serobot Christinna di depan net, tekanan smash Kamilla, pengembalian Tang Jinhua yang terlalu jauh ke belakang serta return Ma Jin yang terburu-buru dan gagal melewati net menutup kesempatan Ma/Tang di turnamen ini, 12-21.

IMG_00000631

IMG_00000632

IMG_00000634

IMG_00000635

IMG_00000636

IMG_00000637

IMG_00000638

IMG_00000639

IMG_00000640

IMG_00000641

“Kuncinya adalah pelatih meminta kami untuk terus menjaga area depan dan tetap menekan mereka. Kami sempat beberapa kali melaju ke final dan kami tidak mau berakhir sebagai runner rup lagi,” ujar Pedersen bersemangat.

IMG_00000642

IMG_00000643

IMG_00000461

IMG_00000462

IMG_00000463

IMG_00000465

IMG_00000466

IMG_00000467

IMG_00000469

IMG_00000468

Gelar juara ganda putri Christinna/Kamilla ini tidak hanya merupakan sejarah karir perdana mereka di ajang BWF World Superseries Finals namun juga mengobati kerinduan lama setelah terakhir menjadi kampiun turnamen Malaysia Open SS 2012 tahun lalu di kota yang sama. Selain itu, Christinna/Kamilla juga memperpanjang rekor gelar tak terputus Denmark di event ini sejak pertama kali di gelar tahun 2008 yang lalu (FI).

BWF World Superseries Finals 2013 : Xuerui Selamatkan Muka China

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 4:24 pm

2013 SS Finals 2Usai kekalahan ganda putri yang biasanya senantiasa didominasi oleh para pemain China, Li Xuerui menjadi pengobat kekecewaan penampilan tak sempurna wakil China di turnamen ini. Menantang Tai Tzu Ying yang sebelumnya juga membuat kejutan atas andalan tirai bambu lainnya, Wang Shixian, Xuerui mampu tampil konsisten dalam ritmenya untuk kemudian merebut gelar juara.

 

Li Xuerui berhasil meraih momentumnya di awal gim pertama saat mampu mengoleksi 3 angka beruntun dari pengembalian melebar dan kesalahan Tzu Ying di depan net. Setelah diselingi oleh 1 angka yang diraih Tzu Ying, kembali Xuerui meluncur dengan 7 poin berturut-turut dari strategi permainan depan netting atau drop shot dan lob-lob serang ke area baseline. Pengembalian tak sempurna Tai Tzu Ying, melebar atau tanggung di atas net serta terburu-buru memaksakan smash sehingga gagal melewati net kian melejitkan Xuerui di kedudukan 16-5. Berada di atas angin, peringkat 1 dunia tersebut tanpa kesulitan menyudahi perlawan Tzu Ying, 21-8.

IMG_00000644

IMG_00000645

IMG_00000646

IMG_00000647

Masih tak mampu meminimalisir kesalahan sendiri meskipun tetap menunjukkan perlawanan ketat dan mencoba mengimbangi bola-bola sulit yang dijejalkan oleh Xuerui, tunggal Taiwan ini kembali harus tertinggal dalam perolehan angka. Usai jeda interval 9-11, unforced error Tzu Ying yang beberapa kali memaksakan serangan maupun lob yang melebar serta kelihaian Xuerui dalam mengatur ritme serangan sehingga beberapa kali membuat Tzu Ying terdasak membuat posisi peringkat 9 dunia tersebut kian tertinggal 11-17.

IMG_00000648

IMG_00000650

IMG_00000649

 

Drama yang sempat terjadi pada pertandingan sebelumnya ketika Tzu Ying tang tertinggal dari Shixian mampu bangkit dan menyamakan kedudukan sebelum akhirnya merebut kemenangan sayangnya tak terealisasi di titik ini. Xuerui yang tetap konsisten dalam mengontrol pertandingan terus menekan Tzu Ying dengan bola-bola sulitnya untuk kemudian mengunci pebulutangkis berusia 19 tahun ini, 21-14.

IMG_00000651

IMG_00000652

IMG_00000654

“Saya sebenarnya belum mampu memulihkan kondisi performa saya seperti pada tahun 2012,” ujar Li paska pertandingan.

IMG_00000655

IMG_00000660

IMG_00000659

“Saya bermain bagus di paruh kedua tahun ini dan say akan terus berusaha kembali ke performa terbaik saya. Kemenangan ini meningkatkan rasa percaya diri saya. Di tengah situasi yang hectic dimana Liga China akan kembali bergulir diikuti oleh Korea Open, saya tidak memiliki banyak waktu untuk beristirahat,” lanjutnya kemudian.

IMG_00000653

IMG_00000656

IMG_00000657

IMG_00000658

Meananggapi performa Tzu Ying yang mendapatkan banyak dukungan penonton sejak laga sebelumnya, Xuerui berujar, “Tai adalah pemain yang bagus. Dalam posisi tertinggal dia mampu mengejar dan mengalahkan Shixian. Masih banyak ruang baginya untuk terus memperbaiki diri. Saya hanya merasa sedikit beruntung karena tidak harus bertanding hingga larut malam kemarin.”

IMG_00000661

IMG_00000662

IMG_00000663

IMG_00000665

IMG_00000664

IMG_00000668

IMG_00000669

IMG_00000670

IMG_00000671

Kemengan ini sekaligus menorehkan sejarah baru di sektor tunggal putri dimana Li Xuerui sebagai pemain pertama yang mampu merebut dua gelar secara beruntun (FEY).

BWF World Superseries Finals 2013 : Chong Wei, “Hari Ini Tommy Bermain Lambat”

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 4:14 pm

2013 SS Finals 2Harapan Indonesia untuk meraih gelar perdana di turnamen BWF World Superseries Finals yang pertama kali digelar sejak tahun 2008 tak mampu direalisasikan oleh tunggal andalan merah putih, Tommy Sugiarto. Kembali menjajal peringkat 1 dunia, Lee Chong Wei, Tommy yang mengaku staminanya belum sepenuhnya pulih akhirnya takluk dalam laga dua gim.

 

Bertanding di depan para pendukungnya, Lee Chong Wei tetap tampil konsisten dan dominan dengan speed dan power-nya. Dengan pertahanan yang solid, beberapa serangan smash cepat dan variasi serangan Tommy berhasil dimentalkan kembali oleh Lee. Hal ini terbukti dalam kondisi yang tak sempurna sekalipun. Setelah berusaha menjatuhkan diri menjada area permainannya dari gempuran Tommy, dengan sigap Lee berhasil mematahkan kembali setiap perubahan intensitas dan arah serangan Tommy.

 

Memiliki setiap jawaban dari pengembalian bola-bola Tommy Lee langsung meluncur jauh 13-2 di gim pertama dengan merebut 8 angka secara beruntun. Beberapa poin yang berhasil diraih Tommy berasal dari kesalahan sendiri Lee atau daya tekan Tommy yang membuat Lee terdesak serta beberapa pengembalian silangnya di depan net. Memimpin jauh 18-3, Chong Wei dengan mudah mengunci Tommy 21-10.

 IMG_00000582

 

IMG_00000583

IMG_00000585

IMG_00000584

IMG_00000586

IMG_00000587

IMG_00000588

IMG_00000590

Mencoba tampil lebih agresif, Tommy tetap tak mampu berbuat banyak meskipun secara perolehan angka set kedua Tommy lebih teratur jika dibandingkan sebelumnya. Paska tertinggal 5-14, Tommy sempat mempertipis selisih angka menjadi 8-16. Serangan demi serangan yang dilancarkan Lee beberapa kali gagal diantisipasi oleh Tommy. Peringkat 5 dunia tersebut kembali kehabisan ide dan akhirnya terburu-buru ingin mematikan sehingga berujung pada kesalahan sendiri.

IMG_00000591

IMG_00000592

IMG_00000593

IMG_00000596

IMG_00000594

IMG_00000597

IMG_00000595

Intensitas serangan dan agresivitas Tommy yang memang lebih lemah jika dibandingkan laga sebelumnya membuat Lee makin dominan hingga menyentuh match point 20-10. Tommy sempat menambah dua angka dari kesalahan sendiri yang dilakukan oleh Lee namun andalan negeri jiran tersebut tak membutuhkan waktu lama untuk memastikan gelar ke-4 nya di turnamen ini, 21-12.

IMG_00000598

IMG_00000600

IMG_00000599

IMG_00000601

IMG_00000602

“Dalam dua pertandingan terakhir saya bermain rubber, jadi ini pun berpengaruh terhadap stamina saya hari ini, belum sepenuhnya pulih. Saya pun tadi sudah berusaha maksimal, Lee juga terlihat lebih siap. Ini juga pertama kalinya bertemu Lee final. Mungkin dia juga lebih mempersiapkan diri, apalagi dia bermain sebagai tuan rumah, dukungan penonton pun pasti mempengaruhi motivasinya,” ungkap Tommy.

IMG_00000603

IMG_00000604

IMG_00000606

IMG_00000605

IMG_00000608

IMG_00000607

“Bulan depan ada dua turnamen besar, tapi saya belum tahu akan mengikuti yang mana, setelah ini yang jelas saya ingin benar-benar memulihkan cedera saya. Karena di saat-saat tertentu apalagi jika terpaksa bermain capek, masih terasa,” lanjut Tommy.

IMG_00000610

IMG_00000611

IMG_00000612

Hal senada juga dirasakan oleh sang lawan. Lee sendiri mengakui bahwa penampilan Tommy kali ini tidak sebaik sebelumnya.

IMG_00000613

IMG_00000614

IMG_00000615

“Mungkin Tommy  masih kelelahan, karena pertandingan sebelumnya. Dia hari ini bermain lambat, sedangkan saya berusaha untuk terus menekan dia dan dia mencoba untuk memberikan perlawanan tapi sepertinya mengalami kesulitan,” ucap Lee.

IMG_00000672

IMG_00000673

“Saya tentunya bahagia bisa juara di sini, apalagi ini untuk pertama kalinya,” kata peraih dua kali medali perak Olimpiade ini.

IMG_00000674

IMG_00000675

IMG_00000676

IMG_00000677

“Saya sangat bahagia karena belum pernah meraih tujuh gelar Superseries di tahun sebelumnya. Ini kian meningkatkan semangat saya untuk tahun depan,” tutur ayah dari Kingston Lee ini.

IMG_00000678

IMG_00000679

IMG_00000680

IMG_00000681

IMG_00000682

LeeTommy

Hasil ini mengokohkan Lee Chong Wei sebagai pemain tunggal yang sukses mengumpulkan gelar terbanyak sepanjang 6 kali perhelatan turnamen ini. Tahun 2008 hingga 2010, Lee Choong Wei mampu menjadi juara beratahan namun terputus oleh Lin Dan dan Chen Long dua tahun berikutnya sebelum kemudian dimahkotai kembali oleh Lee (FEY).

BWF World Superseries Finals 2013 : Joachim Fischer, “Terima Kasih Malaysia!”

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 4:01 pm

2013 SS Finals 2Menyambung kesuksesannya di sektor ganda putri, Christinna Pedersen yang di partai ke empat kembali tampil menghadapi China bersama Joachim Fischer Nielsen berhasil merebut gelar kedua bagi Denmark sekaligus mempertahankan prestasi yang mereka ukir tahun lalu. ‘Keajaiban’ dari dukungan penonton di titik-titik krusial gim kedua ternyata memberikan tambahan energi bagi keduanya untuk membalikkan keadaan dan merebut kemenangan.

 

Teriakan yel-yel khas Denmark, Let’s Go Denmark Let’s Go! kembali membahana di Kuala Lumpur Badminton Stadium pada laga partai ke-4 yang mempertemukan negara pecahan skandinavia tersebut dengan unggulan teratas asal China, Zhang Nan/Zhao Yunlei. Usai merebut kemenangan di partai pertama bersama Kamilla Rytter Juhl, Christinna Pedersen berhasil memperembahkan gelar kedua bagi negaranya dengan menggandeng Joachim Fischer Nielsen di sektor campuran.

IMG_00000470

IMG_00000471

Malaysia ternyata sudah menjadi salah satu tempat favorit yang punya ‘keterikatan batin’ bagi duo Denmark, Joachim/Christinna. Bagaimana tidak, di sepanjang perjalanan turnamen 2013 yang mereka ikuti, tiga kali mencicipi partai final di Malaysia, Indonesia dan China, prestasi terbaik keduanya adalah menjadi kampiun Malaysia Open SS 2013.

IMG_00000477

IMG_00000476

Menantang duet yang menundukkan mereka dalam empat pertemuan sebelumnya, Joachim/Christinna sebenarnya sudah bermain di bawah tekanan pada gim pertama. Tekanan beruntun yang dijejalkan oleh Zhang Nan/Zhao Yunlei tak memberikan kesempatan bagi duo Denmark untuk mengembangkan permainannya. Meskipun mencoba untuk bermain dengan pola ‘no lob’ kecerdikan duo Z menempatkan bola di sudut tak terjangkau memaksa Joachim/Christinna banyak melakukan kesalahan sendiri.

IMG_00000475

IMG_00000479

IMG_00000480

Gim pertama berlangsung cepat dengan beberapa kesalahan beruntun Denmark di depan net. Pertahanan yang solid dari Zhang/Zhao serta agresivitas mereka di depan net mampu membuat peraih emas Olimpiade London 2012 ini mengontrol penuh jalannya pertandingan. Zhao Yunlei menjadi bintang di depan net yang membuat posisi China unggul jauh 10-3 hingga 19-7. Smentara itu Christinna justru tampil ‘grogi’ dan sering gagal dalam duel di depan net.

IMG_00000481

IMG_00000482

IMG_00000483

 

Beberapa bola ‘unik’ penempatan Joachim sempat membuka peluang dan menambah perolehan angka pasangan Denmark. Namun karena selisih yang terlalu jauh, Joachim/Christinna akhirnya menyerah 12-21.

IMG_00000486

IMG_00000484

Pertarungan menjadi lebih seru dan sengit di gim kedua. Perlahan peringkat 3 dunia tersebut mulai menemukan ritme mereka dan tampil percaya diri dengan sergapan di depan net maupun penempatan tak terduga jauh di area baseline.

IMG_00000485

IMG_00000488

IMG_00000487

China lebih dulu menutup jeda interval 11-7 dengan memanfaatkan bola tanggung Christinna dan beberapa kesalahan Joachim yang terlalu melebar. Namun duo Denmark mampu menyamakan kedudukan di angka 13 dengan permainan apik drop shot Joachim serta kesalahan Zhang/Zhao di area depan.

IMG_00000489

IMG_00000491

Cover lapangan yang luar biasa kembali ditunjukkan oleh Joachim dari sudut yang satu ke area depan untuk mengembalikan variasi serangan dan bola-bola sulit Zhang/Zhao. Reli-reli panjang dan menarik berlangsung mengundang decak kagum para penonton dan kedua pasangan terlihat sigap mencari titik lemah sang lawan untuk saling menekan.

IMG_00000490

IMG_00000492

IMG_00000493

Usai terlibat duel seru hingga 16-16, momentum mampu dikantongi oleh Joachim/Christinna dengan menuai dua angka beruntun dari pengembalian melebar Zhao Yunlei dan diikuti oleh Zhang Nan. Posisi lapangan yang searah dengan lajunya angin juga menguntungkan Joachim/Christinna yang memang memilki kejelian dalam pengamatan.

IMG_00000495

IMG_00000494

IMG_00000496

Pertahanan solid Denmark saat berkali-kali dihantam oleh smash beruntun Zhang/Zhao kembali meningkatkan kepercayaan diri mereka. Sebaliknya, Zhao Yunlei justru terlihat grogi dan kembali melakukan beberapa kesalahan sendiri.

IMG_00000497

IMG_00000499

Usai kedudukan 18-17, Denmark kembali meraih 2 angka dari bola out hasil servis panjang Zhao Yunlei dan smash Joachim yang dikembalikan keluar oleh Zhang Nan. Meskipun China sempat menambah dua angka dari unforced error Joachim dan netting tanggung Christinna yang diserobot Zhao Yunlei, smash beruntun Christinna yang ditutup dengan placing tak terduga Joachim di area baseline membuka peluang Denmark untuk terjadinya rubber, 21-19.

IMG_00000498

IMG_00000501

Riuh sorak sorai penonton kembali menggelegar paska kemenangan jagoan mereka di gim kedua. Membuka gim ketiga dengan 7 poin beruntun, sempat terjadi kontroversi saat kedudukan 4-0 dimana servis panjang Joachim yang diamati langsung oleh Zhao Yunlei dianggap masuk oleh hakim garis. Duo Z sempat protes dan merasa tidak terima dengan keputusan tersebut. Usai berdebat beberapa lama, pasangan China akhirnya harus pasrah dan menerima keputusan wasit.

IMG_00000500

IMG_00000503

Joachim Person lagi-lagi menjadi bintang di gim ketiga dengan bola-bola unik dan tak terduga, cover lapangan yang nyaris sempurna serta konsistensi menekan Zhang/Zhao dengan smash-smash kerasnya. Christinna pun tak mau ketinggalan. Strategi no lob dan serangan agresifnya di area depan juga mempersulit duo Z untuk mengembangkan permainan.

IMG_00000502

IMG_00000504

Memimpin 11-2 saat jeda interval, Joachim/Christinna mulai terlihat rileks dan sering tersenyum lebar menikmati pertandingan. Sebaliknya, beban justru beralih pada Zhang/Zhao yang beberapa kali tak mampu keluar dari tekanan dan melakukan kesalahan sendiri. Smash Zhang Nan yang gagal melewati net atau melebar keluar serta antisipasi Zhao Yunlei yang tak terkontrol dan terlalu deras kian membuat posisi mereka tertinggal 5-17.

IMG_00000505

IMG_00000509

IMG_00000507

Penempatan bola Joachim di sudut lapangan serta bola-bola silangnya di depan net dengan tetap sigap melalui smash-smash kerasnya mengantarkan Denmark pada match point 20-9. Zhang/Zhao sempat menambah satu angka dari servis tanggung Jaochim yang dieksekusi dengan sempurna oleh Zhang Nan namun kegagalan Zhang Nan dalam mempertahankan areanya saat ditekan beruntun oleh Joachim/Christinna memastikan sang juara bertahan meraih gelar ke-4 nya di turnamen ini, 21-10.

IMG_00000508

IMG_00000510

IMG_00000511

Duet Denmark ini mengakui sangat terbantu dan terinspirasi oleh meriahnya dukungan penonton dalam stadium.

IMG_00000512

IMG_00000513

IMG_00000514

IMG_00000515

IMG_00000516

“Saya juga tidak mengerti apa yang terjadi di gim pertama. Saya pikir kami tidak bermain terlalu bagus tapi sejak awal gim kedua dukungan para penonton sangat besar dan kami bisa tampil luar biasa disini. Terima Kasih, Malaysia!,” tutur Joachim saat wawancara usai pertandingan.

IMG_00000517

IMG_00000518

“Saya tidak tahu berapa banyak orang yang harus kami ucapkan terima kasih,” Christinna menambahkan.

IMG_00000519

IMG_00000521

IMG_00000523

“Sungguh luar biasa. Kami mampu tampil lebih baik dan semakin baik hari ini, khususnya di gim kedua dan ketiga pertandingan tadi luar biasa,” sambung Christinna dengan semangat.

IMG_00000520

IMG_00000522

IMG_00000524

Dengan kemenangan ini Denmark mampu mendominasi perolehan gelar yang dalam 5 tahun terakhir di kuasai oleh Malaysia dan China. Empat titel yang diraihnya sejak tahun 2009 juga membuat Christinna Pedersen menjadi pemain ganda dengan gelar terbanyak di sepanjang perhelatan turnamen ini (FI).

BWF World Superseries Finals 2013 : Gelar Ahsan/Hendra, Penantian 5 Tahun Indonesia

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 3:48 pm

2013 SS Finals 2Dalam catatan penyelenggaran turnamen Superseries Finals yang tahun ini menginjak kali ke-6, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki sejarah ‘powerhouse’ bulu tangkis yang belum sempat memenggondol satu gelarpun. Prestasi ini bahkan kalah dibandingkan dengan Hong Kong yang sempat berjaya di tahun 2008. Torehan perdana akhirnya sukses diukir oleh Ahsan/Hendra pada ajang kali ini.

 

Berdasarkan prestasi 5 tahun penyelenggaraan event BWF World Superseries Finals yang pertama kali dihelat pada tahun 2008, Indonesia merupakan satu-satunya negara ‘adidaya’ bulu tangkis yang belum sempat menimang gelar di turnamen kelas elit yang diselenggarakan setahun sekali ini. Ajang yang hanya diikuti oleh 8 pemain/pasangan terbaik di setiap sektornya ini secara perolehan gelar masih didominasi China dengan 10 gelar, diikuti oleh Malaysia 7 gelar, Denmark 6 gelar serta Korea Selatan dan Hong Kong masing-masing mengantongi 1 gelar.

 

Tahun ini, peluang untuk mengubah sejarah tersebut akhirnya bertumpu pada Tommy Sugiarto dan duet Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang sama-sama mengantongi tiket final. Sayangnya Tommy yang berjibaku di sektor tunggal masih belum mampu berbuat banyak saat dihadapkan dengan unggulan teratas, Lee Choong Wei. Ahsan/Hendra yang bertarung di laga pamungkas menjadi harapan terakhir dan akhirnya berhasil mengobati penantian 5 tahun Indonesia untuk gelar  yang pertama kalinya.

IMG_00000525

IMG_00000526

IMG_00000527

IMG_00000528

IMG_00000533

Menjajal lawan yang sama seperti pada babak penyisihan grup, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan kembali mampu menerapkan strategi yang tepat untuk melumpuhkan wakil Korea Selatan, Kim Ki Jung/Kim Sa Rang. Awal gim pertama hingga kedudukan 6-7, pertarungan berlangsung sengit dan masing-masing pemain berusaha untuk mencari celah sang lawan dengan drive-drive cepat dan olahan bola di depan net.

IMG_00000529

IMG_00000530

IMG_00000534

IMG_00000531

IMG_00000532

Ahsan/Hendra mulai menunjukkan dominasinya menjelang jeda interval dengan beberapa poin beruntun 11-7. Minim kesalahan sendiri, Ahsan/Hendra sukses memegang kendali permainan dengan bola-bola cepat dan menekan di area depan tapi juga afektif dalam penempatan yang beberepa kali ampuh membuat posisi duo Kim terdesak.

IMG_00000535

IMG_00000536

IMG_00000537

IMG_00000539

IMG_00000538

Terus memimpin hingga 14-9 dan 18-13, meskipun Ki Jung/Sa Rang memiliki speed dan power untuk mengimbangi Ahsan/Hendra, pengaturan ritme permainan yang lebih matang dari pasangan Indonesia serta pertahanan yang juga tak mudah ditembus memastikan kemenangan merah putih di gim pertama, 21-14.

IMG_00000540

IMG_00000541

IMG_00000543

Bertanding di lapangan yang berbeda, Ahsan/Hendra sempat kecolongan di awal gim karena terlalu bersemangat untuk menyerang. Posisi lapangan yang searah angin membuat beberapa kali hujaman smash keduanya jutsru melebar keluar. Segera beradaptasi dengan hal ini, strategi no lob pun kembali diterapkan oleh Ahsan/Hendra. Beberapa kali terlihat duo Kim juga kurang sabar meladeni bola-bola tipis sang garuda di depan net sehingga justru melakukan kesalahan sendiri.

IMG_00000542

IMG_00000545

IMG_00000544

Ahsan/Hendra langsung kembali meluncur 11-5 saat interval dengan pola drive-drive cepat dan variasi serangan yang berbeda intensitas, sudut dan arahnya serta kombinasi penempatan bola di sudut baseline. Tak seperti gim pertama yang agresif menyerang, kali ini Ahsan/Hendra lebih bermain taktis mengolah bola sebelum melancarkan serangan.

IMG_00000547

IMG_00000549

IMG_00000546

IMG_00000548

IMG_00000552

Kesalahan beruntun duo Kim yang tertekan sehingga banyak pengembalian yang melebar serta beberapa bola tanggung di atas net dengan sigap diantispasi oleh Ahsan/Hendra. Cover lapangan yang apik, netting silang, dan jeli dalam melihat peluang lapangan kosong tak terjaga terus membuat pasangan Indonesia memimpin hingga 17-11 dan akhirnya match point 20-14.

IMG_00000551

IMG_00000553

IMG_00000555

IMG_00000556

IMG_00000554

Ahsan/Hendra sempat kehilangan dua angka lebih dulu karena kalah duel di depan net dan unforced error. Satu smash silang Hendra yang tak mampu diantisipasi Ki Jung/Sa Rang memastikan gelar sektor ganda putra menjadi milik Indonesia, 21-16.

IMG_00000557

IMG_00000559

IMG_00000550

IMG_00000558

IMG_00000560

IMG_00000561

IMG_00000571

“Kami tidak menyangka bisa menang realtif mudah dibandingkan sebelumnya. Mereka sepertinya tidak dalam performa yang terbaik. Kami sebelumnya juga sudah memperlajari pola permainan mereka dan bagaiman bermain lebih efektif,” tutur Hendra.

IMG_00000562

IMG_00000563

IMG_00000567

IMG_00000568

IMG_00000564

IMG_00000565

IMG_00000566

“Perjalanan kami tahun ini sempat turun juga saat Ahsan cedera, tapi tentunya kami senang bisa meraih beberapa gelar penting tahun ini, seperti Kejuaraan Dunia dan kami pun senang bisa mendapat gelar Super Series Finals untuk pertama kalinya, hitung-hitung gelar akhir tahun,” tambahnya.

IMG_00000569

 

IMG_00000570

Ahsan pun mengungkapkan cedera yang dialaminya sempat membuatnya putus asa.

IMG_00000572

IMG_00000573

IMG_00000574

IMG_00000575

IMG_00000576

IMG_00000577

IMG_00000578

IMG_00000579

IMG_00000580

IMG_00000581

“Saat cedera di awal tahun saya memang sempat frustasi, cedera pinggang kemudian saya juga sempat cedera bahu. Tapi saya lakukan pengobatan dan terapi, tapi Alhamdulillah akhirnya bisa kembali lagi dan bisa juara disini. Performa kami sempat sedikit menurun paska Kejuaraan Dunia dan kami bangga bisa menutup tahun ini dengan menjuarai turnamen ini,” tukas Ahsan (FI).

Desember 15, 2013

BWF World Superseries Finals 2013 : Tampil Cemerlang, Pedersen Ke Final Di Dua Nomor

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 10:10 am

2013 SS FinalsChristinna Pedersen berhasil menjadi bintang di babak semi final turnamen BWF World Superseries Finals 2013 dengan meloloskan diri ke partai puncak di dua nomor yang berbeda. Tampil superb dengan pertahanan solid dan senjata bola bola pendeknya di depan net, tak hanya dominan di sektor putri bersama Kamilla tapi juga untuk kedua kalinya mampu menjungkalkan Xu/Ma bersama Joachim Fischer.

 

Menjajal ketangguhan wakil putri Korea Selatan, Jang Ye Na/Kim So Young, duet Christinna Pedersen/Kamila Rytter Juhl berhasil mengkombinasikan permainan apik bola-bola pendek di depan net yang umumnya terjadi di sektor ganda putra maupun campuran dengan pukulan lob serang khas ganda putri. Dipoles dengan pertahanan yang memukau serta smash keras yang tajam, Christinna/Kamilla langsung tancap gas 4-0 di awal gim pertama dan menutup jeda interval dengan skor meyakinkan 11-4.

 

Permainan depan net pasangan Denmark yang beberapa kali mampu memaksa Jang/Kim lebih banyak mengangkat bola dan meminimalisir terjadinya reli-reli panjang. Beberapa kali Christinna/Kamilla mampu mendesak pertahanan Jang/Kim sehingga memaksa kedua pemain negeri ginseng tersebut akhirnya berbuat kesalahan sendiri. Memimpin jauh 19-8, Christinna/Kamilla tak memberikan banyak peluang bagi Jang/Kim untuk mengembangkan permainan mereka dengan menutup set pertama, 21-12.

 

Jang/Kim sebenarnya sempat berbalik unggul di paruh awal gim kedua hingga kedudukan 12-3. Perpaduan permainan depan yang agresif dan variasi serangan di ruang kosong area pertahanan Christinna/Kamilla membuat Jang/Kim mulai bangkit dan sukses balik menekan. Namun sayangnya konsistensi pasangan Korea memudar seiring dengan membaiknya kesolidan pertahanan wakil Denmark. Christinna/Kamilla bahkan mampu meraup 6 angka beruntun yang membuat mereka sukses membalikkan keadaan setelah sebelumnya tertinggal 13-15.

 

Beberapa kesalahan sendiri yang dilakukan oleh Jang/Kim kian membuat duet Denmark berada di atas angin. Unggul dalam permainan depan, serangan dan penempatan bola, Christinna/Kamilla terus mempertahankan ritmenya hingga 20-16. Jang/Kim sempat meraih momentum dengan 2 poin beruntun menekan pasangan Denmark dan memanfaatkan kesalahan sendiri yang dilakukan Christinna/Kamilla. Namun perjuangan Jang/Kim harus terhenti saat Christinna/Kamilla lebih dulu mengunci mereka untuk merebut tiket laga pamungkas, 21-18.

 

Di partai final, Christinna/Kamilla akan menantang duet China, Ma Jin/Tang Jinhua yang meraih kemenangan tanpa perlu memeras keringat atas kompatriot mereka, Wang Xiaoli/Yu Yang (FI).

BWF World Superseries Finals 2013 : Cedera Pingang, Xu/Ma Memilih Mundur

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 10:09 am

2013 SS FinalsTak hanya berjaya di sektor putri, Christinna Pedersen yang menggandeng Joachim Fischer juga meraih kemenangan kedua mereka atas jagoan China yang mereka taklukkan di babak penyisihan grup, Xu Chen/Ma Jin. Tak mampu menahan cedera pinggang, duet China akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan gim kedua.

 

Menghadapi lawan yang sama seperti pada saat penyisihan grup, Joachim Fischer/Christinna Pedersen kembali memetik kemenangan atas pasangan nomor 2 China, Xu Chen/Ma Jin. Masih mengandalkan bola-bola pendeknya di depan net, Joachim/Fischer yang tampil konsisten dan terus menekan berhasil memaksa Xu/Ma lebih banyak mengangkat bola sehingga dengan mudah di eksekusi oleh keduanya. Menekan di area depan, Joachim/Christinna juga jeli dalam melihat peluang area pertahanan Xu/Ma yang terjaga.

 

Sebaliknya, pasangan China hari ini justru tampil tidak dalam performa terbaiknya. Lambat dalam mengantisipasi bola serta banyak melakukan kesalahan sendiri membuat posisi mereka senantiasa tertinggal. Ma Jin yang berkostum serba ungu biasanya tampil dominan di depan net, kali ini lebih banyak bermain di lapangan tengah dan beberapa kali gagal mengembalikan bola Joachim/Christinna dengan sempurna. Tak pelak, Xu/Ma pun tertinggal jauh 3-8 hingga 6-18 di gim pertama. Lebih banyak tertekan dan minim agresivitas membuat peringkat 4 dunia ini akhirnya tersungkur 8-21.

 

Tak banyak perubahan strategi yang diterapkan Xu/Ma di gim kedua. Mencoba untuk lebih memvariasikan serangan, Xu/Ma tetap tak mampu keluar dari tekanan karena masih bermain dalam tempo lambat dan seringkali tertinggal dengan sergapan-sergapan Joachim/Christinna di area depan maupun dari arah baseline. Keduanya kembali tertinggal jauh 2-10.

 

Teka teki tidak fitnya penampilan Xu/Ma akhirnya terjawab usai jeda interval 3-11. Xu Chen menyatakan mundur karena tidak mampu berkonsentrasi dengan kambuhnya cedera pinggang bawah yang dialaminya. Tiket finalpun akhirnya jatuh ke tangan Joachim/Christinna untuk menantang sang peringkat satu dunia, Zhang Nan/Zhao Yunlei.

 

Zhang/Zhao sendiri berhasil memetik kemenangan yang kedua kalinya atas wakil tuan rumah Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Laga kedua pasangan ini mampu memikat para penonton Badminton Stadium Kuala Lumpur karena sang wakil negeri jiran mampu bermain maksimal dan jatuh bangun untuk berusaha menaklukkan Zhang/Zhao.

 

Sayangnya Goh Liu Ying masih menjadi titik lemah ganda Malaysia karena pertahanannya yang tak begitu solid sehingga seringkali menjadi incaran serangan duo Z. Chan/Goh yang sempat mengimbangi Zhang/Zhao di gim pertama, beberapa kali mampu memimpin perolehan poin sebelum akhirnya disamakan dan terlibat duel seru hingga 15-15. Beberapa kesalahan sendiri Chan/Goh di titik krusial karena tekanan yang dilancarkan Zhang/Zhao membuat mereka akhirnya menyerah 17-21.

 

Anti klimaks performa Chan/Goh di gim kedua dalam posisi yang lebih banyak bermain defensif membuat mereka tertinggal jauh 5-15. Tak hanya dominan di depan net, Zhang/Zhao di set ini lebih mampu mengatur ritme serangan dan permainan solid di area depan. Goh yang kembali menjadi sasaran duo Z beberapa kali gagal mengantisipasi tekanan yang dilancarkan oleh duo China. Sempat mencoba bangkit dengan mempertipis selisih angka 10-19, jarak yang terlalu jauh akhirnya mengubur harapan mereka saat Zhang/Zhao menamatkan gim ini lebih dulu, 21-10 (FEY).

BWF World Superseries Finals 2013 : Ahsan/Hendra Singkirkan Juara Bertahan

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 10:07 am

2013 SS FinalsDuet Denmark, Mathias/Carsten dalam tiga tahun beruntun berhasil menjadi yang terbaik di turnamen BWF World Superseries Finals. Namun kali ini, peluang untuk mempertahankan gelar tersebut harus kandas di tangan wakil Indonesia, Ahsan/Hendra yang mampu menaklukkan mereka dua gim langsung.

 

Meskipun penampilan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan saat menantang wakil Denmark yang menjadi juara bertahan di ajang ini, Mathias Boe/Carsten Mogensen tidak sedominan seperti pada laga terakhir mereka di final BWF World Championships 2013, keduanya tetap mampu mengontrol permainan Mathias/Carsten dan memimpin dalam perolehan poin.

 

Unggul dalam permaianan drive-drive cepat di depan net, Ahsan/Hendra mampu memanfaatkan beberapa kesalahan sendiri pasangan Denmark khususnya Mathias Boe yang seringkali tidak siap mengembalikan bola. Meskipun duet Indonesia senantiasa unggul dalam perolehan angka, pasangan Denmark mampu menempel skor mereka dengan memanfaatkan beberapa pengembalian terburu-buru dan tak sempurna Ahsan/Hendra.

 

Usai kedudukan 11-11, Ahsan/Hendra berhasil mempertahankan pola kepemimpinan mereka 2-4 poin hingga kedudukan 20-17. Mathias/Carsten yang memang sudah tidak muda lagi kali ini tampil di bawah performa terbaiknya dan banyak melakukan unforced error. Sempat menambah 1 angka dari smash silang Carsten, sebuah smash keras Hendra yang tak mampu diantisipasi oleh Mathias sehingga gagal melewati net memastikan gim pertama direbut oleh Ahsan/Hendra, 21-18.

 

Sempat imbang dan saling mengejar hingga 6-6, Ahsan/Hendra kembali sukses  di set kedua dengan menerapkan ritme yang sama seperti pada gim pertama dengan meminimalisir bola-bola tinggi. Selain tetap fokus dengan drive-drive cepat di area depan dengan kombinasi placing sambil menunggu momentum yang tepat untuk melancarkan serangan tampil perkasa dan unggul dalam perolehan poin. Sayangnya kesalahan sendiri di depan net maupun pengembalian yang terlalu melebar membuat mereka sulit untuk menjauh di paruh awal gim pertama hingga kedudukan 10-9.

 

Paska jeda interval, selisih 1-4 angka senantiasa mampu dijaga oleh Ahsan/Hendra atas jagoan Denmark hingga titik krusial 19-15. Kesalahan beruntun Mathias Boe di depan net maupun saat mengeksekusi bola tanggung dengan smash yang terlalu melebar mulai membuka jalan Ahsan/Hendra untuk memperlebar selisih perolehan angka. Bloking bola-bola depan yang menjadi andalan kedua pasangan berlangsung seru dan solid sehingga masing-masing pemain berusaha untuk mencari celah penempatan bola ke area baseline yang tak terjaga.

 

Servis Ahsan yang gagal melewati net serta sergapan terburu-buru Hendra yang menyangkut mengembalikan momentum untuk tandem Denmark 17-19. Reli-reli seru adu drive dan permainan cepat kembali terjadi dan mengundang decak kagum penonton di titik ini. Pertahanan solid dari masing-masing pemain beberapa kali harus jatuh bangun untuk melindungi area permainannya. Sebuah pengembalian Carsten yang gagal melewati net mengantarkan Indonesia pada match point 20-17.

 

Mathias/Carsten kembali menunjukkan permainan ngototnya saat Boe harus terjatuh mengambil bola dan Carsten pontang panting mempertahankan bola-bola silang Ahsan/Hendra. Perjuangan ini berbuah manis saat Ahsan justru melakukan kesalahan sendiri dengan gagal menyebrangkan bola.

 

Pertahanan luar biasa Ahsan/Hendra saat menerima smash beruntun Mathias/Carsten berbalik menjadi momentum indah saat wakil Indonesia mampu membalikkan keadaan dan menekan duet Denmark. Smash yang dilontarkan Ahsan dan tidak mampu dikembalikan oleh Mathias Boe setelah kedua pasangan relibat reli-reli panjang memastikan kemangan Ahsan/Hendra, 21-18.

 

“Kami memang sudah siap melawan mereka. Dua kemenangan kami sebelumnya, membuat kami juga sudah mengetahui cara permainan mereka, meskipun tadi sempat tertekan karena mereka juga cukup bagus menekan permainan kami, Alhamdulillah kami bisa menang,” komentar Ahsan.

 

“Di sepanjang pertandingan tadi kami mau tidak mau memang harus mendahului untuk menurunkan bola, menjaga bola di depan net, karena serangan mereka cukup bahaya. Kita sudah harus mulai dari terima servis, dan servis untuk terus menekan mereka,” Hendra menimpali.

 

“Besok babak final, kami harus lebih siap dan siap tampil habis-habisan,” tambah Ahsan.

 

Hendra/Ahsan akan kembali menjajal musuh mereka di babak penyisihan grup B, Kim Ki Jung/Kim Sa Rang untuk memperebutkan gelar di turnamen ini pada laga pamungkas. Ki Jung/Sa Rang melenggang usai menaklukkan senior mereka, Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae, 21-14, 19-21, 21-16.

 

Duo Kim memang terlihat dominan di sepanjang pertandingan dengan kecepatan serangan dan antisipasi tak terduga mereka, sayangnya di gim kedua mereka justru banyak melakukan kesalahan sendiri di poin-poin krusial. Namun hal tersebut mampu ditebus oleh Ki Jung/Sa Rang pada set penentuan. Di turnamen yang menjadi pamungkasnya sebelum menjalani wajib militer 23 Desember mendatang, Ko Sung Hyun justru harus menelan kekalahan sebelum sempat melangkah ke partai final.

 

“Memiliki tiga pasangan bagus di Korea adalah keuntungan sendiri karena dapat menjajal satu sama lain dalam satu tim. Momentum sudah berada di tangan kami dan kami ingin tetap membawanya ke tahun berikutnya,” papar Kim Sa Rang usai pertandingan.

 

Saat ditanya perihal kekalahan senior mereka, dia berujar: “Mereka sudah tidak bermain bersama lagi dan tidak pernah berlatih bersama sehingga kombinasi mereka sudah tidak sebagus sebelumnya.”

 

Di sisi lain, Kim/Kim juga mengaku memang sangat ingin bertemu kembali Hendra/Ahsan di partai final.

 

“Jika memang kita bisa memilih, kami lebih memilih untuk melawan Ahsan/Hendra,” ucap Kim (FI).

BWF World Superseries Finals 2013 : Melenggang Ke Final, Tommy Tantang Chong Wei

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 10:06 am

2013 SS FinalsPebulu tangkis Indonesia, Tommy Sugiarto berhasil mengulangi kesuksesannya saat berhadapan dengan Kenichi Tago untuk memperebutkan tiket babak final BWF World Superseries Finals 2013. Meskipun kembali diajak berduel tiga gim, Tommy kali ini tampil lebih baik dan mampu mengatur ritme pertandingan. Sang penantang beikutnya adalah unggulan teratas sekaligus favorit juara, Lee Chong Wei.

 

Menghadapi lawan yang sama seperti laga sebelumnya di babak penyisihan grup, Tommy Sugiarto mampu bermain taktis dengan tetap agresif melakukan serangan demi serangan ke area pertahanan Kenichi Tago. Dominan dalam serangan dan minim kesalahan sendiri, Tommy mampu unggul dalam perolehan angka hingga kedudukan 16-7. Banyaknya kesalahan sendiri yang dilakukan oleh tunggal terbaik negeri sakura tersebut kian membuat posisinya berada dalam tekanan dan menguntungkan Tommy.

 

Tago sempat mempertipis selisih angka menjadi 14-17 dengan memanfaatkan beberapa unforced error Tommy dan serangan agresifnya di area depan. Empat poin beruntun yang diraih Tommy dari penempatan sempurna di area baseline, smash tajam yang tak mampu diantisipasi Tago serta placing depan Tommy yang bergulir di bibir net memastikan gim pertama menjadi miliki Tommy, 21-14.

 

Pertandingan berlangsung lebih seru dan ketat di gim kedua. Kedua pemain berusaha untuk tampil ngotot dan menyerang serta saling mengejar dan memimpin perolehan angka. Dari kedudukan 3-1 untuk Tago hingga 19-18, silih berganti saling mengungguli dengan selisih 1-2 angka berjalan mendebarkan. Tago lebih dulu meraih momentum dengan memanfaatkan bola tanggung Tommy di atas net, 20-18. Namun Tommy tak lantas menyerah mudah dan mampu melakukan variasi serangan dengan mengubah sudut dan arah. Sayangnya 1 pengembalian mengambang Tommy yang terlalu tinggi mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Tago untuk menutup gim kedua, 21-19.

 

Permainan menekan Tommy di area depan pada gim ketiga dengan tetap konsisten melakukan variasi serangan kembali membuatnya berada di atas angin. Ia yang bermain apik, ditambah pukulan Tago yang kian tidak akurat, membuat Tommy meluncur jauh 9-4. Seolah-olah merupakan anti klimaks setelah penat bertanding 3 gim di sepanjang perhelatan turnamen ini, Tago hanya mampu meraih 1 angka untuk kemudian dikunci oleh Tomy secara dramatis dengan 12 poin beruntun, 21-5.

 

“Di pertandingan tadi, Tago tidak seperti sebelumnya. Dia habis-habisan di gim kedua, sepertinya stamina dia sudah turun. Ditambah saya juga akhirnya bisa lebih memainkan tempo permainan, kapan saya harus melakukan reli, kapan harus agresif menyerang,” tutur Tommy tentang kemenangannya.

 

Sebelumnya Tommy berujar bahwa ia lebih berharap untuk bertemu dengan Jan O Jorgensen di babak semifinal. Namun hasil undian membuatnya harus kembali bersua dengan Tago.

 

“Sebetulnya saya berharap untuk bertemu dengan Jorgensen di semifinal, karena saya merasa tidak nyaman jika harus bertemu kembali dengan Tago. Rasa ingin revans dia pasti besar, tapi beruntung saya bisa mengatasi hal itu tadi,” lanjut Tommy.

 

Sementara Tago sendiri mengakui bahwa kali ini, Tommy secara mental lebih baik dibanding dirinya.

 

“Kali ini Tommy lebih percaya diri dan lebih memiliki hasray besar untuk menang, apalagi kemarin saya baru kalah juga dari dia. Mungkin faktor kekalahan saya hanya masalah mental kali ini,” papar Tago.

 

Tommy mengaku senang dengan capaiannya sejauh ini. Membuka turnamen dengan kekalahan atas kompatriotnya, Sony Dwi Kuncoro di laga perdana, Tommy akhirnya mampu bangkit dan menjadi finalis.

 

“Saya tentu senang akhirnya bisa sampai ke babak final, apalagi saya memulai turnamen ini dengan kekalahan. Tapi akhirnya saya berhasil bermain baik, dan bisa sampai final,” ujarnya.

 

“Di final nanti, tentu saya ingin melakukan yang terbaik. Akan menjadi prestasi tersendiri bagi saya jika bisa mengalahkan Lee,” pungkasnya.

 

Lawan Tommy selanjutnya, Lee Chong Wei  sudah lebih dulu mengantongi tiket final usai membukukan kemenangan atas lawan yang juga ditaklukannya pada babak penyisihan grup, Jan O Jorgensen. Hanya kali ini, pemain nomor satu Eropa tersebut tidak tampil begitu ngotot seperti pada laga sebelumnya.

 

Dominan dalam permainan di depan net dengan didukung gerakan lincah dan antisipasi sigap dan jumping smash tajam, Lee kembali melibas Jorgensen dua gim langsung, 21-14, 21-16.

 

“Dia sudah unggul sejak awal gim pertama dan saya yang tertinggal senantiasa berusaha mengejar dari belakang. Menurut saya penampilan kali ini tidak terlalu buruk. Sedikit masalah angin di lapangan hari ini dan dia mengontrol bola dengan lebik baik. Perbedaan utama antara permainan kita hari ini adalah dia mampu menerapkan strategi dengan lebih baik,” tukas Jorgensen usai pertandingannya (FEY).

BWF World Superseries Finals 2013 : Kejutan, Tai Tzu Ying Bungkam Wang Shixian

Filed under: Turnamen — bulutangkismania @ 10:05 am

2013 SS FinalsAmbisi Wang Shixian untuk mengulang prestasinya di turnamen ini seperti pada tahun 2010 yang lalu di luar dugaan pupus ditangan pemain yang ‘tak sengaja’ lolos kualifikasi. Memanfaatkan slot yang seharusnya menjadi milik Wang Yihan, Tzu Ying yang berada di peringkat 9 Superseries berhasil melenggang karena batasan kuota maksimal dua pemain setiap negara yang diizinkan oleh aturan BWF.

 

Wang Shixian sebenarnya sudah menggunakan strategi yang tepat di gim pertama. Kolaborasi smash-smash silang, placing lob serang di area baseline serta drop shot di depan net beberapa kali terlambat diantisipasi oleh Tai Tzu Ying. Sisi backhand Tzu Ying di depan net yang berkali-kali gagal mengantisipasi drop shot silang Shixian menjadi titik lemah dari tunggal Taiwan sehingga seringkali dieksploitasi oleh Shixian.

 

Sempat tertinggal 5-11 di paruh awal gim pertama, Tzu Ying mencoba untuk memperkecil selisih angka 11-14 dengan penempatan bola-bola sulit di sudut lapangan. Namun agresivitas dan tekanan Shixian menjelang poin krusial yang kian menigkat tak mampu diimbangi oleh Tzu Ying sehingga kembali tertinggal 13-20. Selisih skor yang terlalu jauh membuat peringkat 9 dunia ini akhirnya menyerah 15-21.

 

Momentum kembali dikantongi Shixian pada gim kedua ketika senantiasa memimpin perolehan angka hingga kedudukan 16-14. Meskipun ditempel ketat oleh Tzu Ying dan beberapa kali mampu disamakan, pertahanan yang lebih baik dari Shixian membuatnya mampu unggul dalam selisih poin. Namun konsistensi Shixian mulai memudar saat memasuki titik krusial dimana Tzu Ying justru bermain lebih agresif dan dengan mempercepat tempo berusaha menekan di area depan.

 

Beberapa duel penempatan bola-bola sulit yang senantiasa mampu dikembalikan oleh masing-masing pemain dalam posisi terdesak sekalipun juga sempat mengundang decak kagum para penonton.

 

Tzu Ying berhasil membalikkan keadaan 19-18 namun Shixian berhasil menyamakan kedudukan dan membuka kembali peluangnya untuk memenangkan pertandingan. Sayangnya dua kesalahan beruntun saat tak sukses menyebrangkan bola di depan net serta pengamatan yang tidak cermat dari penempatan Tzu Ying ke area baseline nya mengubur momentumnya, 19-21.

 

Tampil percaya diri di awal set ketiga dengan 4 poin beruntun, Tai berbalik tertinggal 6-8 saat bermain kurang sabar dan terburu-buru ingin mematikan lawan. Sama seperti gim pertama, skenario kemenangan sebenarnya sudah digenggam oleh Shixian yang terus menjaga peluangnya hingga kedudukan 19-14. Di titik ini, entah karena faktor stamina ataupun penyebab lainnya, Shixian mulai kehilangan ritme pertandingan dan beberapa kali tidak mampu mengembalikan bola dengan akurat.

 

Tiga poin berturut-turut yang diraih Tzu Ying dari kesalahan Shixian di depan net, pengembalian yang melebar serta smash Tzu Ying yang tak mampu diantisipasi oleh Shixian kian mempertipis selisih keduanya, 17-19.

 

Shixian lebih dulu mengantongi match point 20-17 dengan memanfaatkan smash Tzu Ying yang terlalu menukik dan gagal melewati net. Namun pemain Taiwan berusia 19 tahun tersebut tak lantas menyerah dan kembali menunjukkan semangat juangnya dengan menerapkan strategi lob serang penempatan bola ke area baseline sambil mengkombinasikannya dengan permainan netting. Pola ini ternyata efektif merusak ritme Shixian yang memang beberapa kali terlambat dalam mengantisipasi bola.

 

Tiga poin beruntun yang diraih Tzu Ying dari adu netting dan dikembalikan tanggung oleh Shixian sehingga langsung dieksekusi dengan smash Tzu Ying, kesalahan Shixian yang tak mampu mengembalikan bola melewati net, serta atraksi dramatis pengembalian Tuz Ying dengan bola silang di depan net dalam posisi terjatuh kembali membuat penonton bersorak kagum.

 

Usai menyamakan kedudukan di titik 20, momentum rupanya beranjak menjadi milik Tzu Ying saat netting tanggung Shixian mampu diselesaikannya dengan hujaman smash keras. Masih menggunakan strategi yang sama, penempatan bola lob serang di area baseline yang dikira keluar oleh Shixian ternyata masih berada di area permainannya memastikan tiket final menjadi milik Tzu Ying, 22-20.

 

“Saya tidak pernah menyangka bisa melangkah ke babak final karena sebelum lolos kualifikasi saya hanya berperingkat 9 Superseries,” ujar Tzu Ying yang melenggang karena memanfaatkan kuota 2 maksimal 2 pemain dari setiap negara.

 

“Saya hanya berusaha yang terbaik hari ini. Saat tertinggal 14-19, menurut saya Wang terlalu bersemangat untuk menang sehingga saya mencoba untuk mengajaknya bermain reli. Dukungan penonton juga banyak membantu saat saya merasa letih. Bulu tangkis disini juga lebih populer dibandingkan di Taiwan. Saya berharap fans disana juga sama seperti fans Malaysia disini,” lanjutnya kemudian.

 

“Ini kali kedua bertemu Shixian. Sebelumnya di penyisihan grup saya kalah tapi kali ini saya bisa menang dan saya sangat senang. Saya berusaha untuk tampil rilex dan tenang dan dukungan penonton juga membantu saya. Orang tua saya terus menasehati untuk tidak terlalu tertekan dan coba menikmati pertandingan,” imbuhnya lagi.

 

Saat ditanya peluangnya menghadapi andalan China lainnya, Li Xuerui di babak pamungkas, Tzu Ying mengakui ada sedikit beban dari kekalahan sebelumnya.

 

“Besok mungkin agak sedikit tertekan karena sudah pernah kalah 4 kali dari dia sebelumnya. Tapi hari ini saya membuktikan bisa membalikkan keadaan,” tutup Tzu Ying.

 

Li Xuerui sendiri melaju setelah berhasil menumbangkan Bae Yeon Ju asal Korea Selatan, 21-15, 21-9. Meskipun Yeon Ju sempat memaksa Xuerui bermain reli dengan penempatan bola-bola sulitnya di sudut lapangan, kematangan permainan peringkat 1 dunia tersebut tetap berhasil mengantarkannya ke babak final.

 

“Meskipun perolehan poin tadi terlihat gampang sebenarnya pertandingan cukup ketat. Karena sebelumnya sudah bertemu di penyisihan grup, Bae pasti sudah menyiapkan strategi yang lebih baik hari ini. Performa saya sebenarnya belum mencapai peak. Saya sempat kena alergi di pertengahan tahun kemarin yang tentu saja mempengaruhi latihan saya. Jadwal berlangsung cukup padat karena Liga China dan saya membutuhkan waktu untuk pemulihan,” urai Xuerui panjang lebar (FI).

Laman Berikutnya »

Blog di WordPress.com.