Selama penyelenggaraan turnamen beregu, bukit jalil tercatat beberapa kali pernah menjadi ‘tuah’ bagi sang tuan rumah. Kali ini Malaysia harus menelan pil pahit usai melakoni kekalahan kedua di babak penyisihan. Rapuhnya sektor tunggal putri serta kekalahan tak terduga dua nomor ganda menjadi penyebab tersingkirnya sang negeri jiran. Sementara itu mengikuti jejak Taiwan dan Jepang, Korea Selatan berhasil menundukkan sang unggulan untuk menjuarai grup B.
Meskipun suasana stadium tidak terlalu penuh namun jika dibandingkan dengan perhelatan di dua hari sebelumnya, hari ini pengunjung stadium putra bukit jalil mencatat rekor terbanyak. Selain faktor sang unggulan China yang menghadapi Indonesia berlangsung di sesi pertama, dukungan kepada duel hidup-mati punggawa Malaysia menjadi alasan sebagian besar penonton memadati stadium pada hari ketiga.
Namun kondisi tersebut sayangnya tidak berpengaruh banyak terhadap keberuntungan Malaysia. Setelah pada laga pertandingan perdana sang tuan rumah dikejutkan dengan kekalahan duo Koo Kien Keat/Tan Boon Heong serta Woon Khe Wei/Vivian Kah Mun atas para pemain Taiwan, kali ini giliran Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dan Woon/Vivian yang menjadi penyebab hilangnya dua poin yang seharusnya mampu direbut sang negeri jiran atas Jerman.
Chan/Goh yang saat ini bertengger di peringkat 5 dunia harus bekerja ekstra keras membendung kolaborasi Jerman, Michael Fuchs/Birgit Michels. Tampil menekan sejak awal gim pertama membuat posisi ganda Jerman lebih diuntungkan dan berada di atas angin. Perpaduan permainan menyerang dan ketrampilan memukau di depan net membuat Michael/Birgit tak tersentuh dan merebut gim pertama, 21-17.
Perubahan strategi yang dilancarkann Chan/Goh di gim kedua membuat pasangan Jerman terlihat tidak siap dan beberapa kali melakukan kesalahan sendiri. Permainan Goh di depan net saat membloking bola juga menyulitkan pasangan Jerman. Meskipun sempat memperkecil selisih poin 16-17, Michael/Birgit akhirnya harus mengakui keunggulan wakil Malaysia, 18-21. Gim ketiga menjadi antiklimaks bagi Chan/Goh sedangkan duet Jerman kian gencar melakukan serangan dan memperluas area penempatan bola. Tampil menekan seperti pada pola set pertama, Michael/Birgit tak terbendung untuk mempersembahkan critical point 21-17.
Sorak sorai gempita para pendukung Jerman terlihat hanyut dengan kegembiraan paska pertandingan ini. Hal ini mengingat ganda campuran merupakan peluang terbesar Jerman untuk mengumpulkan angka karena dua pemain senior, Marc Zwiebler dan Juliane Schenk tidak bisa ikut memperkuat timnya.
“Ini pertandingan yang sangat krusial bagi kita untuk dimenangkan. Kita tampil dengan kecepatan dan kontrol bola yang baik. Pertandingan tadi sangat lama dan ketat. Terlihat juga pasangan Malaysia menerapkan segala sesuatunya dengan tepat, mungkin kita hanya lebih beruntung di penghujung pertandingan,” ujar Fuchs dengan sukacita.
“Oh ya saya tidak bercukur hari ini. Sang pemenang tidak pernah bercukur,” ungkapnya sembari tertawa lebar dengan ekspresi luar biasa girangnya.
Sementara itu Goh Liu Ying yang terlihat kecewa mengakui bahwa selisih 4-5 poin hingga akhir set membuat mereka sulit untuk mengejar dan membalikkan keadaan. “Servis kami seharusnya menjadi keberuntungan namun saya tidak puas hari ini. Arah angin mungkin sedikit berpengaruh tapi kita tidak mampu berbuat yang terbaik. Kita tidak pernah berencana untuk menyerah namun senantiasa tertinggal 4-5 angka hingga poin-poin kritis membuat kita kesulitan untuk bangkit dan membalikkan keadaan,” papar Goh panjang lebar.
Lee Chong Wei dan duo Lim Khim Wah/Goh V Shem sembat membalikkan keadaan saat masing-masing memetik kemenangan atas Dieter Domke dan Ingo Kindervater/Johannes Schoettler. Meskipun mendapatkan perlawanan yang memaksa Chong Wei pontang panting mengejar bola dari pemain jangkung Jerman tersebut, pengalamannya sebagai pemegang peringkat satu dunia membuat Chong Wei unggul di poin-poin akhir, 21-18, 21-18. Sementara itu Lim/Goh yang menerapkan permainan cepat saat menjamu Ingo/Johannes tanpa kesulitan menyudahi perlawanan keduanya, 21-16, 23-21.
Selain Michael/Birgit, apresiasi juga patutu diberikan kepada bintang 23 tahun Jerman yang sebelumnya berkewarganegaraan Polandia, Olga Konon. Menghadapi Tee Jing Yi, Olga yang menjadi kunci penentu bagi timnya di partai ke-4 bermain lepas tanpa beban dan mengontrol penuh jalannya pertandingan. Dalam pertandingan berdurasi 33 menit, Olga membuka peluang bagi Jerman dengan menyamakan kedudukan atas Malaysia, 21-12, 21-14.
“Kecepatan dan kemampuan saya masih rendah. Saya harus mampu dan berharap bisa meningkatkannya lagi. Saya belum pernah bertemu dia (Olga) dan sama sekali tidak menyangka dirinya akan tampil sebagus tadi. Dia mengontrol penuh jalannya pertandinga,” ungkap Jing Yi yang berusaha menahan air matanya.
Sementara itu Olga sendiri mengakui mendapatkan motivasi dan semangat dari para pemain lain di timnya. Hal tersebut menjadi sumber energi tersendiri bagi Olga. “Saya sama sekali tidak merasa letih. Semua anggota tim sangat mendukung dan memberikan kepercayaan kepada saya sehingga saya mau memberikan yang terbaik untuk mereka. Kami memiliki semangat kebersamaan tim yang besar. Kami adalah tim yang tangguh,” sahut Olga dengan mantap.
Partai penentu di sektor ganda putri kembali memainkan Birgit Michels yang menggandeng juniornya, Johanna Goliszewski untuk menantang duo tuan rumah, Woon Khe Wei/Vivian Kah Mun. Permainan yang tidak hanya menguras energi ini juga menyajikan kesiapan mental antara kedua pasangan. Siapapun yang tak kuat mental pasti akan melakukan kesalahan sendiri dan menguntungkan pihak lawan. Gim pertama menjadi milik pasangan Jerman setelah tampil agresif dengan smash-smash dan potongan bola di depan net. Johanna mampu menekan pertahanan pasangan Malaysia dari area belakang sedangkan Birgit yang matang di sektor campuran menunjukkan keahliannya di depan net dengan sergapan dan drop shot yang mematikan. Vivian bahkan sempat beberapa kali terbawa emosional dan melakukan kesalahan sendiri di awal-awal set. Dominasi Birgit/Johanna membuat mereka unggul 21-16 di set pertama.
Stamina Birgit yang mulai menurun memaksanya untuk segera mengakhiri bola-bola cepat di depan net. Ketahanan permainan reli Birgit yang mulai menurun membuat ganda Jerman kecolongan dan banyak melakukan kesalahan sendiri. Dukungan penuh penonton juga menginspirasi Woon/Vivian untuk merebut set kedua, 21-16. Pertarungan mental kembali terjadi pada gim penentuan. Rotasi yang lebih solid dari wakil Jerman membuat mereka mampu kembali menekan dan unggul dalam perolehan poin. Beberapa penempatan bola-bola unik Birgit juga menjadi senjata mematikan pasangan Jerman yang akhirnya merebut set ketiga, 21-18.
“Ketidakhadiran Juliane dan Marc merupakan situasi terburuk bagi tim kami. Tapi ternyata kami mampu menang, jadi jangan pernah berhenti menyerah!,” ungkap Johanna yang di turnamen beregu European Championships 2013 ini pernah berduet dengan Juliane Schenk mempersembahkan poin kemenangan Jerman.
Dengan hasil ini Jerman berhak untuk menemani Taiwan ke babak delapan besar dan menjadi runner up grup C. Sementara itu Malaysia harus tersingkir dini di babak penyisihan grup usai menjalani dua kekalahan secaa beruntun. Jika disimak sejarah sebelumnya, Bukit Jalil ternyata justru menjadi tempat yang ‘tidak ramah’ bagi sang tuan rumah. Tahun 2000 yang lalu, Malaysia tersingkir di babak penyisihan grup Thomas Cup. Begitupun di tahun 2010, Malaysia menelan kekalahan 3-2 atas tim Jepang.
Korea Jungkalkan Thailand
Kemenangan sempurna di hari ketiga ternyata tidak hanya dibukukan oleh China. Tim Korea Selatan sukses menjinakkan unggulan grup B, Thailand. Turun dengan kekuatan terbaiknya minus Shon Wan Ho di tunggal putra, sang negeri ginseng tetap tampil maksimal tanpa kehilangan satu poinpun. Sementara itu pada persaingan divisi 3, Ukraina dan Vietnam semakin kokoh di puncak klasemen grup.
Setelah tampil dominan di laga sebelumnya dan memetik kemenangan 4-1 atas Hong Kong, kali ini giliran Thailand yang dicukur oleh Korea Selatan dengan nilai sempurna 5-0. Tim negeri ginseng tersebut menurunkan formasi terbaik minus Shon Wan Ho untuk memastikan diri sebagai juara grup B, sebaliknya Thailand terlihat santai tanpa menurunkan tunggal terbaiknya, Ratchanok Intanon.
Ko Sung Hyun/Kim Ha Na berhasil memperbaiki kekalahan mereka di laga sebelumnya dengan menghentikan perlawanan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam,21-9, 21-10. Sementara itu poin kedua secara mengejutkan disumbang oleh Lee Dong Keun melalui laga rubber game, 12-21, 21-9, 22-20. Menghadapi pemain Thailand, Tanongsak Saensomboonsuk, Lee tampil agresif dan minim kesalahan sendiri.
Ko Sung Hyun/Lee Yong Dae dan Sung Ji Hyun yang memetik kemenangan dua gim atas lawan-lawannya memberikan tambahan 2 poin untuk Korea. Maneepong/Nipitphon di sektor ganda putra dan Nichaon Jindapon di nomor putri tidak mampu membendung permainan taktis yang diperagakan wakil Korea Selatan.
Jung Kyung Eun/Kim Ha Na melengkapi hasil sempurna para punggawa Korea meskipun harus memerah keringat lebih banyak. Menantang Duanganong/Kunchala, tandem negeri ginseng tersebut berjibaku tiga gim selama hampir satu jam, 21-16, 17-21, 21-11 untuk kemudian memastikan kemenangan.
Sementara itu pada laga divisi 3, Ukraina dan Vietnam kian kokoh berada di puncak grup A dan B setelah sama-sama memetik kemenangan. Ukraina menekuk Sri Langka 4-1 begitupun Vietnam menundukkan Australia dengan skor yang sama. Kemenangan kedua Swiss atas Lithuania 5-0 membuat negara coklat tersebut tetap berada di posisi runner up grup B sedangkan runner up grup A dipegang oleh Selandia Baru yang mengantongi kemenangan kedua, 3-2 atas Turki (FEY).
Hasil lengkap dapat dilihat di http://tournamentsoftware.com/sport/matches.aspx?id=A573BF77-2860-4DE4-A417-7DED98403934&d=20130521